KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih
dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya
kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Terima kasih
kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas
tentang ”Manfaat dan Dampak Unsur-Unsur Transisi Periode 4” yang kami buat
berdasarkan refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya
buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan
yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik
mungkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian
pula makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Gunung Putri, 23 Nopember 2012
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Unsur
transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki
oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik,
serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat
terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium
(Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), danSeng
(Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami
perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur
transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal
ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat
signifikan dalam satu periode.
2.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
® untuk
mengetahui pengertian dari unsure transisi
® Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat pada pada
unsur transisi periode keempat
® Manfaat dan dampak dari unsur transisi periode keempat
3.
Metode
Metode yang kami gunakan pada penulisan makalah ini adalah
metode deskriptif.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Unsur Transisi Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron
pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur
yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron
valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh
unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn),
keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara
signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi
juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan
bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat
fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan
sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki
keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali
tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila
dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode
keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red negatif), kecuali unsur
Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal ini
berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat
dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen,
kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi
periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat
terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini
terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi
negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan
oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan
dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur
transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur
transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar
dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada
unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh
unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh
lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi
(bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi
subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi
melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah
elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang
dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara,
bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada
unsur Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya
ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+,
Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi
ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-,
dan MnO4-.
2. Sifat Kimia Unsur Transisi Periode Keempat
A.
Jari-Jari Atom
Jari-jari
atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga
jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
B.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn.
Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE)
meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik
terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron
pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke
3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak
pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi
ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam
menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi.
C.
Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode
keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr
dan Cu terdapat pada subkulit 4s1.
D.
Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa
bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom
yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan
saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus
skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2,
bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1) d5ns2,
akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk
besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1) d6ns2, bilangan
oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6.
Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti Kobal (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom
yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang
ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi
unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
3. Manfaat Unsur-unsur Transisi Periode Keempat
A. Skandium (Sc)
Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam,
walaupun ada cenderung dalam bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3
misalnya ScCl3, Sc2O3. Senyawa tidak berwarna
dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion Sc3+ sudah tidak
memiliki elektron dalam orbital d nya.
Kira-kira
20 kg (dalam bentuk Sc2O3) skandium digunakan setiap
tahun di Amerika Serikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium
iodida yang dicampur ke dalam lampu wap raksasa akan menghasilkan sumber cahaya
buatan kecekapan tinggi yang menyerupai cahaya matahari dan membolehkan salinan
warna yang baik untuk kamera televisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan
sejagat setiap tahun dalam pembuatan lampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46
digunakan dalam peretak pelapis minyak sebagai agen penyurih.
Penggunaan
utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk industri
aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api,
dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur
dengan aluminium.
B. Titanium (Ti)
Titanium
banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a.Titanium digunakan
sebagai bahan konstruksi karena mempunyai
sifat fisik :
1.
Rapatannya rendah (logam ringan),
2.
Kekuatan strukturnya tinggi,
3.
Tahan panas,
4.
Tahan terhadap korosi,.
b.Titanium digunakan
sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik, karena pada temperatur
tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c Titanium
digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
d.Titanium digunakan
sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik.
e.Titanium digunakan
sebagai katalis pada industri polimer.
f. Karena
kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi. Logam ini digunakan
untuk bahan struktural terutama dalam mesin jet, karena mesin jet memerlukan
massa yang ringan tetapi stabil pada suhu tinggi.
g.Karena logam titanium
tahan terhadap cuaca, sehingga dapat digunakan untuk bahan pembuatan pipa,
pompa, dan tabung reaksi dalam industri kimia.
C. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan
dalam industri-industri seperti :
a.Untuk membuat peralatan
yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat
mesin berkecepatan tinggi,
b.Untuk membuat logam
campuran,
c.Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak.
c.Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak.
d.Umumnya digunakan untuk
paduan dengan logam lain seperti baja tahan karat dan baja untuk peralatan
berat karena sifatnya merupakan logam putih terang, relatif lunak dan liat,
tahan terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.
e. V2O5
digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan digunakan
sebagai reduktor.
D. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium
antara lain sebagai berikut :
1.Khromium digunakan
untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak alloy
(logam campuran) yang berguna.
2.Kebanyakan khromium
digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang
keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi.
3.Khromium juga dapat
memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4.Khromium juga luas
digunakan sebagai katalis.
5.Industri refraktori
menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik
cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal.
6.Digunakan untuk katalis
dan untuk pewarna gelas.
7.Campuran kromium (IV)
oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan pembersih yang dapat
digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang menempel pada alat-alat
laboratorium dengan hasil yang sangat bersih, tetapi larutan ini bersifat karsinogenik
(menyebabkan penyakit kanker).
E. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan
atau putih kehijauan, keras (lebih keras dari besi), sangat mengkilap, dan
sangat reaktif banyak digunakan untuk panduan logam dan membentuk baja keras
yang digunakan untuk mata bor pada pemboran batuan.
Di
samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan sebagai depolariser
dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada
kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam
pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga banyak
tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk penggunaan
vitamin B.
F. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk
membuat baja. Baja adalah istilah yang digunakan untuk semua aloi dari besi
(aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu sesuai
dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh baja yang terkenal adalah
stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut
urai beberapa kegunaan dari besi :
1. Sebagai
logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti untuk
kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan,
tulkit mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu
dari semua bahan yang terbuat dari besi tergantung pada jenis besi yang digunakan,
seperti:
a.
Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b.
Baja mangan (11-14%Mn)
c.
Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d.
Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)
2. Fe(OH)3
digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
3. Fe2O3
sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk mengkilapkan
kaca.
4. FeSO4
digunakan sebagai bahan tinta.
G. Kobalt (Co)
Kobalt
merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok langsung
mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan terhadap udara,
sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga digunakan
sebagai katalis, untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai bahan
magnet permanen. Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan berat dan
alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel) digunakan untuk
elemen pemanas listrik.
Kobalt
yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat alnico, alloy
dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit,
mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan
berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan
pada kecepatan yang tinggi.
Kobalt
juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain alloy,
digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam diguanakan dalam
elektropalting karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan
oksidasinya.
Garam
kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna biru
brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-mail gigi.
Garam kobalt adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru Thenard.
Larutan kobalt klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobalt digunakan
secraa hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, dan nitrat karena telah
dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral tertentu pada
binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm kobalt untuk
makanan binatang.
H. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal
berikut ini:
1. Merupakan logam putih
perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang baik dan tahan terhadap
udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung asam sehingga banyak
digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran dari
Ni, Fe, dan Cr.
2. Perunggu-nikel
digunakan untuk uang logam.
3. Perak
jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
4. Logam
rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan
aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat
tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
7. Pelapis
besi (pernekel).
8. Sebagai
katalis.
I. Tembaga (Cu)
ZXSTembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila
digosok dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah
berkarat tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh terbentuknya
tembaga karbonat. Banyak digunakan sebagai rangakian atau peralatan listrik,
kabel listrik, dan untuk paduan logam.
CuSO4
(terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel elektrokimia,
campuran terusi dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat digunakan memberantas
kutu dan jamur.
Tembaga
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel listrik,
bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk aloi.
J. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk
hal-hal sebagai berikut:
1.Merupakan logam cukup
keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab dibanding Fe.
Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat
basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat
oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk
melapisi logam besi (disebut kaleng)
2.Digunakan juga sebagai
elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan untuk pembuatan
paduan logam.
3.ZnO digunakan untuk
bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan untuk pembuatan salep seng
(ZnO-vaselin).
4.Logam ini digunakan
untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain. Kuningan, perak
nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium adalah
beberapa contoh campuran logam tersebut.
5.Seng dalam jumlah besar
digunakan untuk membuat cetakan dalam industri otomotif, listrik, dan peralatan
lain semacamnya.
6.Campuran logam Prestal,
yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkan sekuat baja tapi sangat
mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengan cetakan
murah dari keramik atau semen.
7.Seng juga digunakan
secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti besi untuk
menghindari karatan.
8. Seng oksida banyak
digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas lantai, plastik,
tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk lainnya.
9. Lithopone,
campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang penting. Seng
sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan
bola-bola lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan
senyawa yang banyak gunanya.
10.Seng juga merupakan
unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang. Banyak tes menunjukkan
bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan untuk mencapai berat yang sama
dibanding binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.
3.
Dampak negatif unsur-unsur transisi periode keempat
Logam
besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O],
unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga mudah terbakar dalam bentuk
serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl2 melalui pernapasan dapat
menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat
karsinogenik.
4.
Proses pembuatan unsur-unsur transisi periode keempat
A. Pengolahan logam dari bijih (metalurgi)
Sebagian
besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian kecil
terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada
umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini
sukar larut dalam air. Contohnya : Fe2O3, Cu2S,
NiS, ZnS, MnO2.
Pengolahan
logam dari bijih disebut metalurgi.
Bijih adalah mineral atau benda alam lainnya yang secara ekonomis dapat diambil
logamnya. Karena logam banyak terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida),
maka prosesnya selalu reduksi.
Ada tiga tingkat proses
pengolahan, yaitu :
1.
Menaikan Konsentrasi Bijih.
Memisahkan
bijih dari campurannya misalnya dengan ditumbuk, lalu dipisahkan dengan
berbagai cara, misalnya :
a.
Dicuci dengan air.
b.
Diapungkan dengan deterjen atau zat pembuih (flotasi)
c.
Dipisahkan dengan magnet
d. Dengan pemanggangan.
Bijih dipanaskan di udara terbuka, menghasilkan oksidanya.
2ZnS + 3O2 2ZnO + 2 SO2
e.
Dilarutkan sehingga terbentuk senyawa kompleks
2.
Proses Reduksi
Umumnya
menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk logam yang reaktif
digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, logam alkali tanah dan
alumunium. Logam-logam yang sangat reaktif dilakukan reduksi elektrolisis
(reduksi katodik)
a. Reduksi dengan karbon
(C) :
ZnO + C
Zn + CO
Fe2O3
+ 3 CO 2 Fe + 3CO2
b. Reduksi dengan logam
yang lebih reaktif :
TiCl4 + 2 Mg
Ti + 2MgCl2
Cr2O3
+ 2 Al 2 Cr + Al2O3
3.
Proses Pemurnian (refining)
Dengan proses-proses
peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses peleburan misalnya untuk
memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan sebagainya. Untuk memperoleh tembaga
yang murni untuk keperluan teknik listrik dilakukan dengan elektrolisis. Dengan
destilasi misalnya pada pembuatan air raksa dan seng. Berikut ikhtisar mineral
dan cara memperoleh logam transisi periode 4.
Tabel Mineral dan cara memperoleh logam transisi periode keempat
Unsur
|
Bijih/mineral
|
Senyawa yang direduksi
|
Pereduksi
|
Keterangan
|
Sc
|
Tidak dibuat dalam
skala industri
|
|||
Ti
|
Rutile, TiO2
|
TiCl4
|
Mg atau Na
|
|
V
|
Carnolite, V2O5
|
V2O5
|
Al
|
|
Cr
|
Chromite, FeCr2O4
|
Na2Cr2O7
|
C lalu Al
|
|
Mn
|
Pyrolucite, MnO2
|
Mn3O4
|
Al
|
|
Fe
|
Haematite, Fe2O3
|
Fe2O3
|
C atau CO
|
Dapur tinggi
|
Magnetite, Fe3O4
|
||||
Co
|
Cobaltite, Co As S
|
Co3O4
|
Al
|
|
Ni
|
Millerite, NiS
|
NiO
|
C
|
|
Cu
|
Copper glance, CuS
|
Cu2S
|
S*
|
|
Zn
|
Zink blende, ZnS
|
ZnO
|
C(CO)
|
Dapur tinggi
|
* Reduksi sendiri : Cu2S(s)
+ O2 (g) 2 Cu(s) + SO2(g)
B. Besi diekstraksi dari
oksida besi dengan reduktor karbon pengolahan besi baja
Bahan dasar : Bijih besi
hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4,
bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2).
Reduktor kokes (C)
Dasar reaksi : Reduksi dengan
gas CO, dari pembakaran tak sempurna C
Tempat : Dapur tinggi (tanur
tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api. Reaksi dalam dapur tinggi
adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam
24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak
(terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton
gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.
Reaksi yang terjadi :
1. Reaksi pembakaran.
Udara
yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas.
Gas CO2 yang naik
direduksi oleh C menjadi gas CO.
C + O2
CO2
CO2 + C
2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4
+ 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu
dengan C, kemudian mleleh karena suhu t inggi (1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 CaO + CO2
CaO + SiO2
CaSiO3 kerak
Karena
suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah.
Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C
hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang
diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja
dengan kadar C sebagai berikut :
baja
ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja
medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja
keras kadar C : 0,7 – 1,6 %
Pembuatan
baja :
Dibuat
dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang
lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi
kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan
udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah
beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi
kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi
(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi
dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2
dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk
memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga
pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.
C. Ekstraksi tembaga
dari bijihnya dilaukan melalui rangkaian reaksi redoks.
Pengolahan
tembaga
Tembaga terdapat di alam
dalam bentuk senyawa Cu2S, Cu2O. Bijih tembaga dinaikan
konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan proses
pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga.
Reaksinya
:
Cu2S + O2
2 Cu + SO2
2 Cu2S + 3 O2
2 Cu2O + 2 SO2
Cu2S + 2 Cu2O
6 Cu + SO2
Tembaga yang diperoleh
belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa,
bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar listrik. Untuk
memurnikan dilakukan proses elektrolis.
Proses
pemurnian tembaga :
Susunan : - Katode :
logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.
- Anode : logam Cu tak
murni
- Elektrolit : larutan
CuSO4
Reaksi : Katode : Cu+2
+ 2 e- Cu menempel katode.
Anode : Cu (An)
Cu+2 + 2e-
Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan
kalkopirit, seperti yang dinyatakan dalam persamaan reaksi di bawah ini :
2 CuFeS2(s) + 4 O2(g)
——> Cu2S(s) + 2 FeO(s) + 3 SO2(g)
Cu2S(s) + O2(g) ——>
2Cu(l) + SO2(g)
Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis.
Logam Tembaga memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian,
logam tembaga sering digunakan sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu,
Tembaga juga digunakan pada pembuatan alloy
(sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar
pembuatan koin (uang logam).
Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan
asam nitrat pekat panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi
Tembaga adalah +1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan cenderung
mengalami disproporsionasi dalam larutan.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 Cu+(aq) ——> Cu(s) +
Cu2+(aq)
Cu(Anode) Cu (katode)
Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam
yang kurang reaktif (Ag, Au) mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih
reaktif (Fe) tetap dalam larutan, sebagai ion Fe2+, Ag dan Au
merupakan hasil tambahan.
|
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
1)
Unsur – unsur golongan transisi periode keempat diperoleh
dari dalam bumi dengan cara metalurgi. Proses metalurgi meliputi konsentrasi,
reduksi, dan pemurnian.
2)
Sifat-sifat unsure periode keempat
A. Sifat
logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang
baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis.
B. Banyak
di antaranya dapat membentuk ion – ion berwarna yang berubah – ubah menurut
keadaan bilangan oksidasinya.
C. Mempunyai
bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif.
D. Dapat
membentuk senyawa kompleks.
E. Memiliki
elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik leleh
tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
3)
Kegunaan unsure-unsur periode keempat
B. Titanium
digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
C. Vanadium
digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan belerang.
D. Kromium
digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
E. Mangan
digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan alat-alat
listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese.
F. Besi
digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer, dan pita
rekaman.
G. Kobalt
digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam).
H. Nikel
digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
I. Tembaga
digunakan untuk kabel – kabel, pipi – pipa, kaleng makanan dan untuk alat –
alat elektronik.
J. Seng
digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan bahan cat
putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.
2. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat
makalah tantang “Manfaat dan Dampak Unsur-unsur Transisi Periode IV” ini, untuk
dapat lebih baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih
banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet,
sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini
saran yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Terimakasih,
.
makasih atas infonya kaka
BalasHapuskembalikasih:))
BalasHapus